Kuil sebagai Rumah Dewa
Sementara rumah tangga dianggap sebagai lokasi paling umum untuk pemujaan Hindu, kuil juga memainkan peran penting dalam kehidupan dan praktik keagamaan. Sama seperti para dewa yang tinggal di rumah tangga, kuil adalah rumah para dewa atau para dewa. Selama berabad-abad ketika umat Hindu telah bermigrasi ke seluruh dunia, mereka membawa dewa-dewa mereka bersama mereka di tempat-tempat suci domestik mereka. Setelah populasi Hindu yang substansial telah menetap di daerah tertentu, rumah kuil terpisah untuk dewa kemudian dibangun untuk melayani seluruh masyarakat.

Di lokasi dengan populasi Hindu yang besar, candi ini biasanya didedikasikan untuk satu dewa. Kuil yang lebih kecil untuk dewa yang terkait dengan dewa utama mungkin juga ada. Di lokasi dengan jumlah umat Hindu yang lebih sedikit, kuil ini cenderung menampung beberapa tempat pemujaan yang didedikasikan untuk banyak dewa untuk mengakomodasi keragaman para penyembah. Sebagai contoh, lebih umum untuk menemukan sebuah kuil yang didedikasikan untuk dewa tunggal di India dengan populasi mayoritas Hindu. Dalam pengalaman saya sendiri di Amerika Serikat, saya perhatikan bahwa kuil-kuil harus melayani populasi Hindu yang lebih luas dan beragam. Oleh karena itu, bahkan jika candi terutama didedikasikan untuk dewa tertentu, tempat-tempat suci lainnya juga akan hadir.

Dewa itu berada di ruang batin (garbhagriha) di dalam kuil. Lokasi arsitektur garbhagriha membawa kekuatan simbolis. Karena kuil adalah rumah dewa, ritual (puja) dilakukan secara teratur baik ada atau tidaknya para penyembah. Di kuil-kuil tertentu, hanya imam pria yang diizinkan memasuki ruang dalam dan melakukan puja. Para imam sering tinggal di kuil untuk memastikan ritual ini dilakukan dengan jadwal teratur. Di kuil-kuil lain, semua penyembah bisa melakukan ritual. Dalam semua kasus, para dewa diperlakukan sama dengan bangsawan dan dirawat sebagai penghuni agung kuil. Untuk alasan ini kuil-kuil sering kali mengasumsikan dimensi arsitektur dan fasad istana tradisional.

Namun, keberadaan patung semata-mata tidak berarti bahwa dewa itu hadir. Pada pendirian setiap candi baru, upacara rumit dan kuat terjadi untuk mengundang dewa untuk tinggal di patung. Ritual ini menunjukkan interaksi antara duniawi dan ilahi. Ini juga menunjukkan kemampuan ilahi untuk sepenuhnya hadir dalam patung yang nyata dan terlihat sebagai tindakan rahmat bagi para penyembah.

Petunjuk Video: Komunis Tiongkok Hancurkan Lebih dari 5.900 Kuil Dewa Bumi (April 2024).