Pada suatu Natal, keuangan kami sangat ketat, dan saya berjuang. Saya suka Natal, dan memiliki sedikit uang untuk dibelanjakan pada liburan membuat saya dalam suasana hati yang buruk. Saya memberi kuliah umum tentang bagaimana Natal bukan tentang uang atau belanja, tetapi itu tidak membantu. Saya menikmati berbelanja hadiah, mendekorasi rumah dan membuat suguhan istimewa. Ini waktu domestik saya satu tahun. Suatu Minggu pagi, ketika saya seharusnya berdoa, saya malah mengeluh. "Anggarannya sangat ketat sehingga aku bahkan tidak bisa membeli permen untuk pohon itu," rengekku. Sekarang tentu saja, permen tongkat adalah masalah saya yang paling sedikit tahun itu, tetapi itu tidak mahal dan bagi saya, mereka sepertinya menggambarkan betapa buruknya hal itu. Saya merasa bersalah karena menggunakan doa saya sebagai sesi keluhan, tetapi saya tampaknya tidak mampu berdoa dengan lebih penuh hormat pada saat itu.

Sore itu, kami pergi ke gereja. Ketika saya berjalan menyusuri lorong menuju kelas saya, seorang lelaki yang nyaris saya kenal tersenyum dan menyerahkan beberapa tongkat permen. Di akhir gereja, orang lain melakukan hal yang sama. Anak-anak saya pulang dengan membawa permen. Beberapa hari kemudian, seorang pengunjung ke rumah kami meninggalkan setumpuk permen tongkat. Untuk minggu berikutnya, sepertinya saya tidak bisa pergi ke mana pun atau melihat siapa pun tanpa diberi permen tongkat, dan keluarga saya memiliki pengalaman yang sama.

Ketika saya melihat-lihat ruang tamu saya pada suatu hari, dan melihat pohon itu dipenuhi dengan hadiah permen tongkat, dan bahkan vas berisi ekstra, saya mulai tertawa. Saya teringat doa frustrasi saya pada hari Minggu sebelumnya dan tahu mengapa semua orang, bahkan orang asing, tampaknya bertekad untuk memberi kami permen tongkat. Saya merasakan pesan tongkat permen memasuki hati saya. Itu adalah cara-Nya untuk menunjukkan kepada saya bahwa Dia memperhatikan kebutuhan saya, dan mengasihi saya. Jika Dia akan mengurus kerinduan yang begitu kecil seperti keinginan untuk permen tongkat di pohon Natal, bagaimana saya bisa percaya Dia akan mengabaikan kebutuhan yang lebih penting yang saya miliki pada waktu itu? Tongkat permen mengingatkan kebanyakan orang tentang penjahat gembala, tetapi sampai hari ini, mereka selalu mengingatkan saya pada burung pipit:

Bukankah lima burung pipit dijual dengan dua taring, dan tidak satu pun dari mereka yang dilupakan di hadapan Allah? Tetapi bahkan rambut di kepala Anda semuanya bernomor. Karena itu jangan takut: kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit. — Lukas 12: 6-7

-dengan Terrie Lynn Bittner

Hak Cipta © 2006 Deseret Book
The Legend of the Candy Cane



Petunjuk Video: Sweet Xmas Miracle Gospel Magic Trick Candy Cane (Mungkin 2024).