Wayang - Karya Agung Teater Jawa
Wayang adalah permainan wayang kuno dari Jawa, Indonesia. Istilah wayang kadang-kadang disebut boneka itu sendiri. Nama populer lainnya adalah Wayang Kulit (Wayang berarti bayangan; kulit berarti kulit) karena boneka dibuat dari kulit atau kulit kerbau, bahan dari mana boneka diukir dan dipasang pada batang bambu. Penampilan Wayang kulit sangat unik karena menggunakan bayangan boneka terhadap layar transparan yang diterangi dari belakang dengan lampu minyak sebagai sumber cahaya dan bayangan dilemparkan ke layar. Saat ini, pertunjukan Wayang di Jawa menggunakan lampu listrik halogen, lampu sorot atau lampu berwarna, bukan lampu minyak.

Dalang

Master wayang atau konduktor drama disebut "Dalang", yang duduk di belakang layar, memainkan tokoh-tokoh boneka dan menceritakan kisah dalam bahasa Jawa. Kisah-kisah itu biasanya diambil dari epos klasik India seperti Mahabharata dan Ramayana, yang mencerminkan pengaruh Hindu ke Jawa sebelum abad ke-10. Kadang-kadang Dalang memilih cerita lain dari mitos Indonesia atau cerita rakyat Jawa yang sesuai dengan acara ritual, seperti pernikahan atau acara lokal saat ini dan menggunakan cerita untuk menyampaikan pesan penting kepada audiens. Dalang membacakan cerita dengan suara dramatis penuh sesuai dengan tokoh dan karakter boneka yang ia mainkan untuk menciptakan ketegangan, humor, atau adegan romantis. Dia memanipulasi semua tokoh, memodulasi suaranya dan menafsirkan masing-masing karakter untuk meningkatkan drama. Pertunjukan biasanya dimulai dengan adegan pengadilan yang menggambarkan kerajaan dan politisi yang membahas masalah sosial-ekonomi.

Drama tersebut diiringi oleh Gamelan, orkestra tradisional di latar belakang untuk menyajikan musik resonansi konvensional yang merespon waktu dan arah Dalang. Dengan demikian, permainan Wayang Kulit adalah kombinasi eksklusif dari ritual, pelajaran dan hiburan.

Selalu, pertunjukan Wayang akan disajikan sepanjang malam di depan ratusan orang yang datang untuk mendengarkan dan menonton Dalang favorit mereka. Banyak Dalang membuat figur Wayang mereka sendiri yang biasanya memakan waktu beberapa minggu dengan beberapa seniman bekerja bersama dalam kelompok. Dalang masih merupakan profesi yang terhormat dan pantas dihargai oleh orang-orang.

Pada 7 November 2003 UNESCO berjudul Wayang Kulit sebagai Karya Agung Warisan Manusia yang Lisan dan Takbenda dan mengharuskan orang Indonesia untuk melestarikan warisan mereka. Pada peringatan kesepuluh pengakuan UNESCO, Yayasan Lontar, sebuah organisasi nirlaba independen yang berbasis di Jakarta, Indonesia, mempresentasikan “Paket Pendidikan Wayang” untuk mempromosikan warisan hebat ini untuk apresiasi, pemahaman dan analisis tradisi Wayang Kulit. Paket ini terdiri dari 6 film dokumenter pertunjukan 6 wayang dan 7 buku (2 berisi transkrip bahasa Jawa; 2 dengan terjemahan bahasa Indonesia dari teks Jawa; 2 dengan terjemahan bahasa Inggris dari teks Jawa, dan 1 buku yang berisi notasi gamelan untuk lagu-lagu kinerja).

Dua episode wayang terkenal, Mahkota Rama (Makutharama), dan Persembahan Raja-raja (Sesaji Raja Suya) telah ditranskripsikan dari pertunjukan langsung dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Kathryn Emerson, seorang fasih Amerika dalam bahasa Jawa bersama dengan seorang dalang bintang, Purbo Asmoro .

“Ini adalah wayang Jawa tengah pertama yang telah direkam secara keseluruhan dengan subtitle dalam bahasa Inggris,” kata Emerson. Buku-buku ini berharga untuk digunakan oleh para pendidik untuk mengajarkan seni, kebijaksanaan, dan pengetahuan budaya dalam tradisi wayang. Untuk detail lebih lanjut tentang Paket Pendidikan Wayang, silakan kunjungi //wayangedupackage,weebly.com/

Petunjuk Video: Baca Puisi dan Adu Akting Bareng Budayawan di Rakernas PDIP (Mungkin 2024).