Menggunakan Simile dan Metafora
Puisi adalah bentuk seni di mana kata-kata dimanipulasi dan disusun bersama sedemikian rupa untuk memunculkan respons emosional dari pembaca.
Alih-alih hanya menulis fakta, bagian dari menyusun puisi melibatkan penggunaan bahasa kiasan seperti perumpamaan dan metafora. Ini adalah bentuk yang sangat spesifik yang menyebabkan pembaca membuat perbandingan mental.

Sebagai anak-anak, kita belajar tentang lingkungan kita dengan membangun pengalaman. Kami membandingkan sesuatu yang baru dengan sesuatu yang telah kami alami sebelumnya. Ini "menghubungkan" pengalaman menciptakan fondasi yang kuat untuk belajar dan memori cerita. Bertahun-tahun yang lalu saya memiliki sepasang marmut. Salah satunya adalah guinea berambut panjang yang tampak seperti pel kecil. Seorang gadis tetangga datang sambil berjalan ketika aku menyisir rambut guinea. Dia berlari, menunjuk dengan gembira dan berteriak, "Doggy!" Dia secara mental menggambarkan pengalamannya tentang anjing sebagai makhluk kecil berbulu untuk membuat koneksi ke hewan baru yang belum pernah dia lihat. Saya menikmati kesempatan untuk menunjukkan padanya perbedaan antara doggy dan guinea pig saya. Kita dilahirkan menggunakan perbandingan untuk mempelajari hal-hal baru. Itu tidak berubah seiring bertambahnya usia. Suara atau aroma tertentu dapat mengembalikan memori yang telah terkubur selama 20 tahun. Sebagai contoh, hari ini saya berjalan di bawah angin dari toko roti. Ketika bau memenuhi hidung saya, saya tidak memikirkan barang-barang yang dipanggang di dalam. Saya diingatkan akan sebuah pameran. Bau itu mengingatkan kembali pada twinkies goreng dan wafel telinga gajah di pekan raya. Saya secara otomatis membandingkan bau dengan pengalaman. Saat menulis puisi, kami ingin pembaca kami mengalami puisi dengan membuat perbandingan kata yang membangkitkan ingatan. Untuk melakukan ini, kita akan menggunakan perumpamaan dan metafora.

Perumpamaan dan kiasan adalah dua elemen penulisan yang mudah dikacaukan karena sifatnya yang sangat dekat. Perbedaannya halus tetapi kuat. Untuk menunjukkan perbedaannya, saya akan menggunakan pengalaman toko roti saya untuk menunjukkan:

A: Aroma kue-kue melilit saya seperti hantu yang menarik saya ke dalamnya. (Kiasan)
B: Aroma kue-kue adalah kapsul waktu yang membawa saya kembali ke masa kecil saya. (Metafora)


Dalam kedua contoh, saya ingin menunjukkan kekuatan aroma yang mengingatkan saya pada pameran. Dalam contoh pertama, saya menyatakan bahwa aromanya melilit saya Suka hantu. Karena saya membuat perbandingan langsung, pernyataan pertama (A) adalah contoh dari perumpamaan. Pernyataan kedua, bagaimanapun, sedikit lebih kuat. Saya tidak lagi mengatakan kepada pembaca bahwa saya membandingkan dua hal, tetapi saya membiarkan pembaca membuat perbandingan mereka sendiri. Baunya dulu kapsul waktu. Ini adalah metafora. Pembaca tahu bahwa saya tidak secara harfiah dipindahkan ke masa lalu, namun, karena ingatan dan pengalaman, pembaca dapat menarik kesimpulan bahwa saya membandingkan dua hal.

Menggunakan kisah babi guinea, berikut adalah contoh lain-

A: Rambutnya seperti pel, tumpah di pangkuanku. (Kiasan)
B: rambutnya adalah pel yang meledak di pangkuanku. (Metafora)


Sekali lagi, melihat dua contoh, 'A' menggunakan kata perbandingan, seperti, sedangkan 'B' membuat pembaca menganggap perbandingan, menggunakan 'adalah'. Simile menggunakan pernyataan "seperti" dan "sebagai" untuk memberi isyarat pada pembaca untuk memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Ini memberitahu pembaca untuk bersiap-siap untuk membuat hubungan mental atau gambar di antara keduanya. Metafora dalam literatur akan menggunakan pernyataan langsung sebagai- "dulu" dan "adalah" antara dua konsep yang tampaknya berbeda, kadang-kadang berlawanan untuk membuat perbandingan mental berdasarkan pengalaman. Kita juga dapat menggunakan perumpamaan dan metafora sebagai alat untuk membuat visual yang kaya dan perbandingan tanpa menggunakan kata-kata yang menghubungkan. Mari kita lihat bagaimana ini dilakukan.

Bintang
Berlian di malam hari
membimbing trav'lers dari jauh
menangkap impian dan harapan


Untuk menulis puisi tentang bintang, saya membuat daftar mental Similes. Bintang-bintang seperti ...... lentera, lampu, kunang-kunang, berlian. Saya memilih berlian. Saya kemudian mengubah perumpamaan saya menjadi metafora dengan menjatuhkan kata perbandingan, seperti. Itu menjadi pernyataan fakta. Bintang adalah Intan. Mengetahui bahwa itu bukan intan, tetapi intisari intan yang menangkap gambar yang ingin saya proyeksikan. Setelah memutuskan metafora saya, saya kemudian dapat menghapus bagian pertama; "Bintang adalah". Saya memulai puisi saya hanya dengan "Berlian di malam hari".

Kami belajar dan mengalami kehidupan dengan perbandingan. Perumpamaan dan Metafora adalah alat yang ampuh untuk membuat gambar kata yang akan memungkinkan pembaca Anda untuk mengalami tulisan Anda, bukan hanya membacanya.

Petunjuk Video: Evi Sulistyaningsih SMA Bahasa Indonesia Memahami Majas melalui Lagu (Mungkin 2024).